jasa karikatur murah
Ingin pesan karikatur murah tapi tidak murahan? Cukup Rp50.000,- per wajah. Hubungi saya (Kang Sas) melalui whatsapp di 081210775060
Jumat, 17 Oktober 2025
Kamis, 16 Oktober 2025
Jumat, 26 September 2025
Rabu, 24 September 2025
Karikatur Jenderal Kostrad
![]() |
Mayjen TNI Syafrial |
Seperti halnya tokoh Jenderal Soeharto yang diperankan oleh Amoroso Katamsi. Saya lanjutkan tulisannya dalam sudut pandang saya, ya. Mayor Jenderal Soeharto yang pada waktu itu menjabat sebagai Pangkostrad agaknya merasakan tanda-tanda mencurigakan ketika pada pagi hari 1 Oktober 1965 mendengar siaran RRI mengumandangkan suara yang mengatas namakan dirinya sebagai Letkol Untung.
Letkol Untung yang pada film itu diperankan oleh Bram Adrianto (mungkin terlalu ganteng untuk berperan sebagai Letkol Untung), mengumumkan bahwa dia adalah pemimpin gerakan pasukan yang bertujuan menyelamatkan angkatan darat dan angkatan bersenjata. Sebagaimana isi pidatonya sebagai berikut:
"Demi keselamatan angkatan darat dan angkatan bersenjata pada umumnya, pada waktu tengah malam hari Kamis tanggal 30 September 1965 di ibukota Republik Indonesia Jakarta telah dilangsungkan gerakan pembersihan terhadap anggota-anggota apa yang menamakan dirinya "Dewan Jenderal" yang telah merencanakan kup menjelang Hari Angkatan Bersenjata 5 Oktober 1965".
Mayjen Soeharto atau Pak Harto sepertinya sudah tanggap ing sasmito begitu mendengar nama Untung. Menurut Pak Harto gerakan yang dipimpin oleh Untung sudah pasti ada PKI di belakangnya, oleh sebab Untung adalah didikan dari tokoh PKI sejak 1945, Alimin.
Maka dari itu karena kekosongan kepemimpinan pada tubuh TNI AD sepeninggal Jenderal Yani yang diculik oleh gerombolan G30S/PKI, maka Jenderal Harto setelah mendapatkan mandat memulihkan keamanan ibukota dari Presiden Soekarno segera memanggil komandan pasukan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie Wibowo yang bermaskas di Cijantung untuk merebut RRI yang diduduki tentara Untung dan mencari keberadaan para jenderal yang menjadi korban penculikan G30S/PKI.
Demikian, sebagaimana digambarkan dalam film arahan Arifin C Noer itu, Pak Harto dan pasukan RPKAD berhasil membalikkan keadaan dengan menghentikan gerakan pasukan yang berada di barisan Letkol Untung yang bahkan kemudian bercerai berai karena ketiadaan logistik berupa makanan serta ketidak jelasan komando karena peran Letkol Untung bersama dengan Lettu Dul Arif dan Brigjen Soepardjo menjadi amburadul tidak karuan.
Gerakan 30S/PKI yang terkesan serampangan serta tidak adanya plan B plan C dan seterusnya menjadi loyo seperti tidak punya induk semang, sementara Ketua CC PKI DN Aidit malah sibuk sembunyi menjadikan G30S atau Gestapu atau Gestok menjadi seolah-olah gerakan terkonyol dan hanya bisa menghilangkan nyawa beberapa jenderal di samping rumah tua di kawasan hutan karet desa Lubang Buaya wilayah sebelah timur Jakarta.
Singkat cerita, Hidup Kostrad, Hidup Pak Harto, Hidup ABRI, Hidup rakyat, Hidup Indonesia! (Sas)
Senin, 22 September 2025
Paling Banyak Dilihat
-
Mayjen TNI Syafrial Kalau menyebut nama Kostrad , saya teringat film "Penumpasan Pengkhianatan G30S /PKI" yang ditayangkan secara...